Ratu Kecebong

Ratu Kecebong

Selasa, 25 Januari 2011

Kimia Lingkungan

 Sebab-sebab Penipisan Lapisan Ozon


Lapisan ozon menunjukkan adanya ozon di atmosfer. Stratosfer merupakan lapisan luar atmosfer dan terpisah dari troposfer (lapisan bawah) oleh tropopause. Karakteristik penting dari atmosfer adalah bahwa diseluruh troposfer, udara menjadi lebih dingin dengan semakin jauhnya jarak dari permukaan bumi. Gradien suhu ini berubah di tropopouse, dimana lapisan terbawah stratosfer lebih hangat dari daripada tingkat tertinggi troposfer. Kepentingan hubungan thermal ini adalah bahwa terdapat suatu lapisan lingkungan udara hangat diatas lapisan udara dingin. Karena udara panas naik, maka ada sedikit campuran udara di semua inversi suhu ini. Jika polutan masuk kedalam stratosfer, maka mereka cenderung tetap ada disana, sebagaimana mereka ada diatas hujan dan mekanisme-mekanisme lainnya yang dapat mengeluarkannya dari atmosfer. Gambar 6.1 memuat suatu diagram atmosfer, yang tidak di tarik menurut skalanya. Jika ditarik menurut skalanya maka tebal garis yang digunakan akan menutupi permukaan bumi.
Polutan yang paling merugikan mempengaruhi lapisan ozon adalah fluorocarbon, terutama yang mengandung chlorida/bromida. Bahan yang paling bertanggung jawab terhadap penipisan sebagian besar lapisan ozon adalah yang mengandung chlorida yaitu chlorofluorocarbon/CFC.
Bahan kimia ini menipiskan lapisan ozon dengan bertindak sebagai katalis dalam suatu reaksi kimia yang merubah ozon (O3dan O1) menjadi oksigen  (O2). Reaksi ini dipercepat dengan adanya kristal-kristal es di stratosfer yang merupakan salah satu dari sumber bagi kerugian besar ozon di Antartic( kehilangan sebesar 50-60%). Karena CFC bertindak sebagai katalis, maka mereka tidak dikonsumsi dalam reaksi yang merubah ozon menjadi oksigen, tetapi tetap ada di stratosfer dan terus menerus merusak ozon selama bertahun-tahun.


Akibat-akibat Penipisan Lapisan Ozon


Ozon di atmosfer bawah menyebabkan banyak kerugian berupa gangguan kesehatan, ekologi, dan pertanian. Berdasarkan hal itu bisa saja ada keheranan terhadap mengapa terdapat begitu banyak tanggapan tentang penipisan ozon stratosferik.
Perlu diketahui bahwa sementara ozon di atmosfer bawah yang menyebab kan kerusakan di atmosfer atas pendekatan ekonomi yang intensif  Peter Bohm mengutarakan untuk menggunakan sistem deposit pembayaran kembali sebagai ganti penggunaan CFCs pada lemari es. Para ekonom lain berargumen bahwa CFCs mewakili masalah polusi udara, sehingga penggunaannya harus dilarang. Karena itu sebaiknya penggunaan CFCs harus diganti, sehingga eliminasi emisi relatif lebih rendah daripada kerusakan akibat emisi. Sebagai contoh penggantian CFCs harus dilakukan pada deodoran spray, sebagai bahan bakar, pada stick deodorant dan roll-on deodorant.
Gambar 6.2 adalah grafik nilai marginal pengurangan dan marginal kerusakann yang berhubungan dengan posisi harga dan keuntungan bagi emisi CFCs akibat penggunaan alat-alat semprot.
Jika biaya-biaya abatement yang disebabkan oleh tersedianya substitusi itu rendah, maka ini merupakan suatu kasus dimana tingkat emisi yang optimal dapat dicapai dengan insentif-insentif ekonomi.
Pada tahun 1970an dan 1980an tidak terlihat tingkat optimal emisi CFCs dari sumber lain (pelarut, pabrik, AC, kulkas) atau sama dengan nol. Tetapi salah satu hal yang menjadi semakin jelas adalah bahwa kebijakan tentang penipisan lapisan ozon tidak dapat dikembangkan lebih lanjut di USA saja. Karena penipisan lapisan ozon ini merupakan masalah global maka emisi-emisi CFCs dari negara-negara lain justru sama pentingnya dengan emisi-emisi di USA. Oleh karena itu kebijakan yang efektif harus dibuat dalam konteks kesepakatan internasional.
Penemuan lubang pada lapisan ozon diatas Antartic memacu penandatanganan kesepakatan internasional tentang bahan-bahan kimia yang mengikis lapisan ozon. Kesepakatan ini didasarkan atas keyakinan yang ditanggung bersama secara internasional bahwa emisi-emisi CFCs dan bahan-bahan lainnya menimbulkan kerugian lebih jauh secara berlebihan dari harga abatement , dengan tingkat optimal emisi harus sama dengan nol.
Tahun 1990 Montreal Protocol tentang bahan-bahan yang mengikis lapisan ozon ditandatangani, kesepakatan internasional ini menghendaki penghentian emisi CFCs pada tahun 2000 di negara-negara maju dan 2010 pada negara berkembang.
Penemuan-penemuan terakhir tentang parahnya masalah-masalah penipisan lapisan ozon telah membangkitkan dukungan untuk menegosiasikan Monteral Protocol agar memiliki batas waktu yang lebih cepat. Dupont Company, perusahaan terbesar didunia di bidang CFCs telah berkeinginan mengakhiri penjualan CFCs ke negara-negara maju tahun 1996. Kebijakan masa depan meliputi suatu penentuan tentang bagaimana secepatnya larangan CFCs ini dilakukan. Tapi sayang bahan-bahan lain yang ikut menipiskan ozon tidak diperhatikan..

            Pemanasan global berhubungan dengan akumulasi berbagai gas yang ada di atmosfer. Gas-gas tersebut adalah carbon dioksida, methane, nitrogen oksida dan uap air, radiasi infra merah pada kondisi normal akan terhalang masuk ke bumi. Fenomena ini analog dengan rumah kaca buatan, karena kaca akan menghalangi masuknya sinar, tetapi penutupan permukaan tersebut dapat menimbulkan panas. Walaupun demikian , analog rumah kaca tersebut tidak dapat melukiskan apa yang sesungguhnya terjadi diatmosfer, seperti penyerpan panas diatmosfer. Gas rumah kaca yang ada saat ini di atmosfer bumi dan tidak adanya gas rumah kaca di bulan menyebabkan perbedaan temperatur antara di bumi dengan di bulan, walaupun jarak rata-rata ka matahari diantara keduanya adalah sama. Konsentrasi gas rumah kaca yang sangat tinggi di Venus dan tidak adanya gas rumah kaca di Mars juga menyebabkan perbedaan temperatur di Venus, Mars dan bumi.
            Temperatur di bumi (di permukaan dan diatmosfer) selalu bergerak ke arah equilibrium. Jika equilibrium tidak tercapai  antara jumlah  panas yang masuk ke atmosfer dan yang meninggalkan atmosfer maka bumi akan selalu panas atau selalu dingin. Masuknya gas rumah kaca yang masuk ke atmosfer bumi berpengaruh terhadap  keseimbangan (eqilibrium), karena molekul-molekul gas menyerap panas.  Temperatur di permukaan bumi dan diatmosfer terus bertambah sampai mencapai keseimbangan baru. Jumlah panas yang masuk dan meninggalkan atmosfer tidak berubah, tetapi jumlah panas yang tersimpan di bumi dan diatmosfer terus meningkat. Kapasitas penyerapan panas diketahui dengan kekuatan radiasi dari gas tersebut. Jika gas rumah kaca berkurang maka kekuatan radiasi juga berkurang dan keseimbangan baru juga terbentuk pada suhu yang lebih rendah.
            Perdebatan tentang pemanasan global seputar sumber emisi antropogenik dari gas-gas rumah kaca yang secara signifikan meningkatkan temperatur global, berbeda dengan suhu dari sumber-sumber alamiah.
            Uap air penting sebagai gas rumah kaca di atmosfer bumi, kandungannya kira-kira 1% dari total gas. Karbon dioksida memiliki konsentrasi rata-rata 0,04%. Gas rumah kaca yang lain adalah methan, nitrogen oksida dan chloroflourcarbons (CFC-11 dan CFC-12).  Gas-gas tersebut merupakan emisi antropogenik kecuali uap air.





Sumber-Sumber Gas Rumah Kaca

            Gas rumah kaca dari emisi antropogenik berasal dari beberapa sumber. Untuk memahami emisi carbon dioksida yang penting bagi gas rumah kaca  perlu memahami siklus karbon.
            Siklus carbon menggambarkan pergerakan carbon dari atmosfer ke permukaan bumi. Di permukaan bumi, carbon disimpan dalam biomass pada setiap organisme. Carbon diokesida juga larut dalam air permukaan, hal ini juga terjadi pada laut. Carbon dioksida terkumpul sebagai carbon ketika tanaman tumbuh, dan carbon dioksida terkumpul sebagai carbon dalam jaringan tubuh tanaman. Contoh: sebuah tanaman kira-kira kira-kira mengandung carbon sebanyak 50% dari berat. Ketika hewan memakan tanaman, carbon tertransfer dari biomass tanaman menjadi biomass pada hewan. Ketika tanaman atau hewan mati, mereka akan terurai dimana kombinasi antara carbon dengan denganoksigen akan membentuk carbon dioksida, dimana CO2 akan kembali ke atmosfer, CO2 diserap pada tumbuhan baru berkembang.
            Aktivitas antropogenik, seperti pembakaran bahan bakar atau hutan mempengaruhi keseimbangan siklus karbon, dan menyebabkan bertambahnya CO2 di atmosfer. Bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam berasal dari sisa fosil tanaman pada zaman pra sejarah. Bahan bakar tersebut menggambarkan  kandungan karbon, dan pembakarannya mningkatkan kandungan CO2 diatmosfer. Begitupula ketika hutan di tebangi, tak terkecuali kandungan carbon yang terdapat pada produk kayu (furniture, kertas dll) akhirnya terbagi-bagi dan carbon dilepaskan ke atmosfer sebagai CO2. Kurang lebih 50% dari biomass pada tanaman menjadi kandungan dalam kayu atau produknya, perusakan hutan berupa penebangan dan pembakaran, maka semua carbon berubah menjadi CO2 dan efek rumah kaca semakin nyata. Ketika hutan ditanami kembali, CO2 diambil/dimanfaatkan kembali dari atmosfer. Implikasi ini merupakan tantangan yang signifikan bagi lingkungan dalam penggunaan bahan bakar biomass. Contohnya: jika  membakar ethanol (yang dihasilkan oleh kayu atau sawah) daripada bensin, ini akan mereduksi secara signifikan emisi CO2. Walaupun pembakaran bahan bakar melepaskan CO2, pembakaran bensin menggambarkan pelepasan kandungan karbon. Saat pembakaran ethanol dari tanaman mempresentasikan siklus karbon. Walaupun hutan alam yang dewasa terdiri dari biomass yang lebih banyak per acre dibandingkan dengan hutan yang baru ditanami. Konversi dari hutan alam dewasa menjadi “energy plantation” disimpulkan  dapat meningkatkan  CO2 di atmosfer.
            Penanaman hutan baru dapat mereduksi CO2 di atmosfer. Proses ini disebut dengan proses berkelanjutan dari carbon.
            Methane (CH4) dihasilkan dari berbagai sumber alamiah dan antropogenik. Sumber alamiah termasuk wetlands, dan areal lainnya, dimana pembusukan bahan organik terjadi secara anaerob. Sumber antropogenik termasuk dari hewan yang mema,mah biak, emisi dari batubara dan minyak serta sumur gas alam. Peningkatan konsentrasi gas methan di atmosfer memungkinkan terjadinya perubahan kimia atmosfer.
            Nitrogen oksigen (N2O) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan biomass, selain itu dihasilkan pula dari penyubur tanah.
            Sumber chloroflourcarbons (CFCs) dan ozon depletion dibahas sebelumnya. Berkaitan dengan CFCs dan ozon, yang termasuk sumber penghasilnya adalah refigerator, AC dan pembuatan foam dan solvent. 
MEMBERSIHKAN RACUN TUBUH DENGAN MENANGIS

Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelakangi tangisan, aktivitas mengeluarkan air mata itu ternyata memberikan manfaat, baik secara psikologis, sosial, medis maupun spiritual. Hal tersebut didasarkan pada beberapa penelitian para ilmuwan yang mengaitkan aktivitas menangis dengan efek psikologis dan medis.

Ketika menangis, air mata mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.

Keluarnya air mata itu menjadi suatu pertanda bahwa sebagian racun dalam tubuh keluar lewat kelopak mata. Air mata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur. Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami.

Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom” yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari papan ketik komputer, pegangan tangga, aktivitas bersin, dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam lima menit. Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, suasana hati seseorang akan terangkat kembali.

Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata. Air mata sebenarnya merupakan lapisan dari beberapa elemen, Lapisan pertama adalah lapisan minyak atau lemak (oily/lipid layer), yang merupakan lapisan terluar air mata, tebalnya sekitar 0,1 mikron dan dihasilkan oleh glandula meibomian, sebasea, dan glandula keringat yang ada di tepi kelopak mata.

Terdiri dari cholesteryl ester, kolesterol, trigliserida, dan phospholipids. Fungsi utama lapisan ini adalah membuat lapisan air mata menjadi stabil. Dengan sifat hidrofobiknya, lapisan ini mencegah penguapan air mata terlalu cepat. Seperti jika Anda menaruh lapisan lilin di atas cairan, maka akan membuat cairan di bawahnya sulit menguap.

Lapisan cairan di bagian tengah dengan ketebalan sekitar 8 mikron yang dihasilkan oleh glandula lachrymalis serta glandula lachrymalis aksesorius (glandula Krause dan Wolfring). Terdiri dari 98–99 persen air, sekitar 1 persen garam inorganik, sekitar 0,2–0,6 persen protein, albumin, dan globulin, sekitar 0,02–0,06 persen lisozim, sisanya adalah glukosa, urea, mukopolisakarida tipe netral dan tipe asam.

Tugas lapisan cairan itu adalah membersihkan permukaan kornea, menjamin pergerakan kelopak mata dan bagian konjungtiva palpebra tidak menggesek dan merusak permukaan kornea. Memberikan kornea permukaan yang halus sehingga menghasilkan pencitraan optik berkualitas tinggi. Lapisan terdalam adalah lapisan musin yang dihasilkan oleh sel-sel piala (goblet cells) pada konjungtiva dan glandula lachrymalis.

Lapisan itu bersifat hidrofi li dan berkesesuaian dengan lapisan mikrovili pada permukaan kornea, yang juga membantu kestabilan lapisan air mata, dan mencegah lapisan air di atasnya membentuk bulir-bulir air di permukaan kornea serta memastikan lapisan air melembabkan seluruh permukaan kornea dan konjungtiva secara merata.

Air mata juga mengandung lisozim, beta-lisin, laktoferin, dan gamma globulin (IgA) yang merupakan protein spesifik pada air mata dan memberikan air mata sifat antimikrobial. Hal ini membantu mencegah infeksi pada mata. 

ANALISIS PARAMETER DALAM PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM




I.                   PARAMETER KIMIA ANORGANIK
1.                  Mangan ( Mn 2+)
a.       sumber
dari bakteri-bakteri yang mempengaruhi parameter ini .
b.      Analisa dan Sifat
Mn adalah metal kelabu kemerah-merahan. Keracunan sering kali bersifat kronis sbg akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan saraf : insomnia , kemudian lemah pada kaki dan otot muka, sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng ( mask ) bila pemaparan berlanjut maka bicaranya lambat dan monoton dapat terjadi hyperrefleksi, clonus pada pattela dan tumit dan berjalan seperti penderita parkinsonism, kadar Mn yang diperbolehkan 0,1 mg/L .
c.       Dampak kesehatan dan terhadap Air
Mn menimbulkan masalah warna, hanya warnanya ungu atau hitam.

2.                  Besi ( Fe 2+ )
a.       Sumber
Di alam didapat sebagai hematite
b.      Analisa dan Sifat
Didalam air minum Fe2+ menimbulkan rasa, warna ( kuning ). Pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi dan kekeruhan besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Banyaknya Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase absorpsi. Tubuh manusia tidak dapat mengekskresikan Fe, karena mereka yang sering mendapat transfusi darah , debu Fe juga dapat diakumulasi didalam alveoli, kadar Fe yang diperbolehkan 0,3 mg/L .
c.       Dampak Kesehatan dan terhadap Air
Warna kulit menjadi hitam karena akumulasi Fe dalam dosis besar dapat merusak dinding usus dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru apabila konsentrasi melebihi 0,3 mg/L dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan dan memberikan rasa yang tidak enak pada minuman dan dapat membentuk endapan pada pipa logam dan bahan-bahan cucian.

3.   Nitrat ( NO3- )
a.   Sumber
      Dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk, cat dsb.
b.   Analisa dan Sifat
      Nitrat pada konsentrasi tinggi dapat menstimulasi perubahan ganggang yang tak terbatas ( bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat dipenuhi ) sehingga air kekurangan DO ( Dissolved oxygen ) yang menyebabkan kematian ikan. Kadar nitrat secara alamiah biasanya agak rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali, dalam air tanah didaerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat, kadar nitrat yang diperbolehkan adalah 10 mg/L didalam usus manusia nitrat direduksi menjadi nitrit yang dapat menyebabkan metahaemoglobine terutama pada bayi.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI diare, campur darah disusul oleh konvulsi , koma dan bila tak ditolong akan meninggal, keracunan kronis menyebabkan metahaemoglobine terutama pada bayi dan menyebabkan depresi umum , sakit kepala dan gangguan mental.

4.   Nitrit ( NO2-)
a.   Sumber
      ditemui pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari system distribusi PAM
b.   Analisa dan Sifat
      Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat

c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Nitrit dapat membahayakan kesehatan namun dapat bereaksi dengan haemoglobine dalam darah tinggi hingga darah tersebut tidak dapat menyangkut oksigen lagi dan nitrit juga menimbulkan nitrosanin ( RR’N – NO ) pada air buangan yang tertentu nitrosamine tersebut dapat menyebabkan kanker.

4.   clorida ( Cl- )
a.   Sumber
      Kadar clorida dalam air alami dihasilkan dari rembesan clorida yang ada di dalam batuan dan tanah serta dari daerah pantai dan rembesan air laut.
b.   Analisa dan Sifat
      Cl- toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Clor digunakan sebagai desinfectan dalam penyediaan air minum sebagai desinfectan residu clor di dalam penyediaan air sengaja dipelihara tetapi clor ini dapat terikat pada senyawa organic dan membentuk halogen hidrokarbon ( Cl – HC ) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa – senyawa karsinogenik oleh karena itu diberbagai Negara maju sekarang ini clorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi digunakan untuk kadar Cl yang diperbolehkan ada dalam suatu perairan adalah 250 mg/L
C.  Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Dalam jumlah banyak Cl akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa system penyediaan air panas.

5.   Sulfat ( SO4 2 - )
a.   Sumber
      SO4 2 – merupakan salah satu anion yang banyak terdapat pada badan air. SO4 2 – merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam penyediaan air, terutama dalam penyediaan air minum karena pengaruh pencucian perut yang dapat terjadi pada manusia, apabila ada dalam konsentrasi yang cukup tinggi
      Reaksi :           Rx             H2S + 2O2       bakteri          H2SO4





b.   Analisa dan Sifat
      H2SO4  merupakan asam kuat yang selanjutnya akan dapat bereaksi dengan logam-logam yang merupakan bahan dari pipa yang dipergunakan dan terjadilah apa yang dinamakan korosi. Masalah bau disebabkan kerna timbulnya H2S yang merupakan suatu gas yang berbau. Kadar sulfat yang diperbolehkan adalah 400 mg/L.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare sulfat pada boilers menimbulkan endapan ( Hard scales ) demikian pula pada Heat exchanges sulfat bersifat irritant bagi saluran gastro intestinal bila bercampur dengan Mg atau Na.

6.   Flourida  ( F )
a.   Sumber
      Flour adalah senyawa halogen yang sangat reaktif karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa.
b.   Analisis dan Sifat
      Flourida anorganik bersifat lebih toksik dan lebih irritant daripada yang organic. Baru-baru ini penelitian tentang senyawa flourida pada tikus memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna  antara flourida dan kanker tulang. Hal ini tentunya meresahkan para dokter gigi yang mengggunakan senyawa flour bagi pencegahan caries gigi dentist. Para ahli penyediaan air bersih sekaligus air minum perlu meninjau kembali manfaat flouridasi air serta standart air minum bagi flourida. Kadar flourida yang diperbolehkan ada dalam suatu perairan sebesar 1,5 mg/L.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Keracunan kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi flourisis gigi serta kerangka dan gangguan pencernaan yang dapat disertai dehidrasi. Pada kasus keracunan berat akan terjadi cacat tulang, kelumpuhan dan kematian.

7.   Air Raksa ( Hg )
a.   Sumber
      industri-industri, obat-obatan pembuatan amalgam, instrumentasi, fungisida, bakterisida dan lain-lain.
b.   Analisis dan Sifat
      Hg merupakan racun yang sistemik dan diakumulasi di hati, ginjal dan tulang oleh tubuh Hg diekskresikan lewat urine, feces, keringat, saliva dan air susu. Di alam Hg dapat berubah menjadi organic dan sebaliknya karena adanya interaksi dengan mikroba, Genus pseudomonas dan ceurospora dapat merubah Hg anorganik menjadi organic, staphylococcus aerus antara lain dapat mereduksi Hg 2+ menjadi Hg elemental.untuk kadar Hg yang diperbolehkan ada dalam perairan adalah 0,001 mg/L.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Keracunan Hg akan menimbulkan gejala susunan  saraf ( SSP) selain kelainan kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, irritasi, depresi dan rasa ketakutan. Gejala gastero-intestinal ( G.I ) seperti stomatitis, hipersalivasi, colitis, sakit pada waktu mengunyah, ganggivitis, garis hitam pada gusi ( leadline ) dan gigi yang mudah melepas. Kulit dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg yang organic cenderung merusak SPP ( Tremor, ataxia, lapangan penglihatan menciut, perubahan kepribadian ) sedangkan Hg anorganik biasanya merusak ginjal dan menyebabkan cacat bawaan.



8.   Alumunium ( Al )
a.   Sumber
      Al metal yang dapat dibentuk dan karenannya banyak digunakan, sehingga terdapat banyak dilingkungan dan didapat pada berbagai jenis makanan. Sumber alamiah Al terutama bauksit dan cryolit, industri kilang minyak peleburan metal serta lain-lain, industri pengguna Al merupakan sumber buatan .
b.   Analisa dan sifat
      Al yang berbentuk debu akan diakumulasi dalam paru-paru.
c.   Dampak  Kesehatan dan terhadap Air
      Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada usus menyebabkan iritasi kulit, selaput lendir dan saluran pernafasan.

8.   Arsen ( As)
a.   Sumber
      As elemental didapat di alam dalam jumlah yang sangat terbatas, terdapat bersama-sama Cu
b.   Analisa dan Sifat       
      As didapatkan sebagai produk sampingan pabrik peleburan Cu dan sudah sejak lama sering digunakan untuk racun tikus dan arsen dalam dosis tinggi maupun kecil digunakan sebagai campuran tonikum karena mempunyai toksisitas atau daya racun yang tinggi.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma dan bila diberikan dapat menyebabkan kematian. Secara kronis keracunan dapat menimbulkan anorexia, kolik, mual, diare, konstipasi, icterus, pendarahan pada ginjal dan kanker kulit, nafsu makan berkurang, gangguan system pencernaan, kelainan ginjal, gangguan mental, neuritis, perifer, perubahan pada kulit. As dapat juga menimbulkan irritasi, alergi dan cacat bawaan.

9.   Calsium (Ca 2 + )
a.   Sumber
      calsium terdapat pada ketel-ketel pemanas air, pada perpipaan dan pada efektivitas kerja sabun cuci.
b.   Analisis dan Sifat
      Calsium merupakan sebagian dari komponen yang merupakan penyebab dari kesadahan. Adanya Ca dalam air adalah sangat diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut, khususnya diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
      Oleh karenanya, untuk menghindari efek yang tidak diinginkan akibat dari terlalu rendah atau terlalu tingginya kadar Ca dalam air minum. Baku mutu Ca sebesar 75 – 200 mg/L sesuai Dep.Kes R.I dan 75 – 150 mg/L menurut WHO.
c.   Dampak  Kesehatan dan terhadap Air
      Konsentrasi Ca dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/L dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/L dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air.

10. Magnesium ( Mg 2 + )
a.   Sumber
      Pada bagian dari komponen penyebab kesadahan.
b.   Analisis dan Sifat
      Dengan sendirinya efek umum yang dapat ditimbulkan oleh adanya unsur ini dalam air adalah serupa dengan efek umum yang dapat ditimbulkan oleh pengaruh kesadahan.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Dalam jumlah kecil Mg dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang namun sebaliknya dalam jumlah yang lebih besar sekitar 150 mg/L akan menyebabkan rasa mual.


11. Fosfat ( PO4 3 - )
a.   Sumber
      sumber utama fosfat inorganic dari penggunaan deterjen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga atau industri dan pupuk pertanian. Fosfat organic berasal dari makanan dan  buangan rumah tangga. Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk, industri dan pertanian. Didaerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk kedalam sungai melalui saluran drainase dan air run-off dari air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk ( tinja ) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap posfat bagi pertumbuhan.
b.   Analisis dan Sifat
      fosfat banyak terdapat di perairan dalam bentuk inorganic dan organic sebagai larutan, debu, dan tubuh organisme.
      Semua fosfat mengalami proses perubahan biologis menjadi fosfat inorganic yang selanjutnya digunakan oleh tanaman untuk membuat energi. Fosfat berada pada sediment dan Lumpur air bersama kehidupan biologis yang berada di atas air. Fosfat merupakan parameter untuk mendeteksi pencemaran air.
      Total fosfat dapat diukur langsung dengan cara calorimeter atau melalui proses digestasi lebih dulu sebelum pengukuran sample air disaring melalui saringan berukuran 0,45 µm. digestasi dilakukan untuk membebaskan posfat inorganic sehingga dengan demikian dapat ditetapkan fosfat organic.   
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Fosfat sangat berguna untuk pertumbuhan organisme dan merupakan factor yang menentukan produktivitas badan air. Air limbah rumah tangga, industri dan pertanian menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang berlebihan. Bila kadar fosfat pada air di alam sangat rendah < 0,01 mg/L , pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop. Bila kadar fosfat serta nutrient lainya tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi ( keadaan eutrop ) sehingga tanaman tersebut dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau kolam pada malam hari atau bila tanaman tersebut mati dan dalam keadaan sedang dicerna ( digestion ).

12. TDS ( Total Dissolved solid )
a.   Sumber
      TDS biasanya terdiri atas zat organic, garam anorganik dan gas terlarut.
b.   Analisa dan Sifat
      Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. TDS akan mempengaruhi DHL “ semakin banyak ion bermuatan listrik maka akan mempengaruhi dan mempermudah daya hantar listrik dan selain itu TDS menyebabkan kekeruhan ( Turbidity ) dan selain itu TDS akan mempengaruhi salinitas karena senyawa terlarut menyebabkan air menjadi asin.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.

13. Kekeruhan ( Turbidity )
a.   Sumber
      Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun organic. Zat organic biasanya berasal dari pelapukan batuan dan logam, sedangkan yang organic dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan. Zat organic dapat menjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya. Bakteri ini juga merupakan zat organic tersuspensi, sehingga pertambahannya akan menambah pula kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang berkembangbiak karena adanya zat hara N,P,K akan menambah kekeruhan air.
b.   Analisa dan Sifat
      Air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentunya berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba itu pathogen.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Apabila mikroba pathogen terlindung oleh zat tersuspensi, maka secara tidak langsung akan mengganggu terhadap kesehatan manusia.

14. Warna
a.   Sumber
      Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa. Berwarna kuning muda dan menyerupai urine oleh karena orang tidak mau menggunakannya, selain itu zat organic ini bila terkena khlor dapat juga menghambat dan membentuk senyawa-senyawa chloroform yang beracun. Warnapun dapat berasal dari buangan industri.
b.   Analisis dan Sifat
      Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna untuk kadar warna yang diperbolehkan adalah 15 TCU dalam suatu perairan.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Dapat menyebabkan keracunan dan kesehatan manusia.


15. Kesadahan ( Ca CO3 )
a.   Sumber
      Kesadahan yang tinggi disebabkan sebagian besar oleh calsium ( Ca ) dan magnesium ( Mg ). Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapisan tanah atas ( Top Soil ) tebal, dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak berasal dari daerah dimana lapisan tanah atas tipis dan pembentukan batu kapur jarang atau tidak ada.
b.   Analisis dan Sifat
      Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion ( Kation ) logam valensi dua. Ion-ion semacam itu mampu bereaksi dengan sabun membentuk kerak air. Kation-kation penyebab utama dari kesadahan Ca 2 + dan Mg 2 + Sr 2 + , Fe  2 + dan Mn 2 +.
      Sedangkan anion-anion yang biasanya terdapat dalam air adalah HCO3- SO4, Cl -, NO3 dan SiO3 2 - .
      Ion-ion Al 3 + dan Fe 3 + kadang-kadang dianggap sebagai penyebab kesadahan air. Namun kelarutannya begitu dibatasi pada nilai pH dari air alam, sehingga konsentrasi ion dapat diabaikan.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat penyimpangan dari standar ini tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan sabun pembersih menjadi tidak efektif kerjanya. Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa, sulitnya bersih dalam mencuci bahan-bahan pakaian dan jika mandi dilaut sabun tidak akan




DAFTAR PUSTAKA


Ir. C. Totok Sutrisno , dkk. Teknologi Penyediaan Air Bersih ,  Edisi Baru , Rineka Cipta, Jakarta, 1987

Soeripto, BE, Metode Pengambilan Contoh Air dan Pemeriksaan Kimia Air, Laboratorium Kesehatan Teknik Yogyakarta.

Buku Rekayasa Lingkungan.



BIOKIMIA

FOTOSINTESIS

Fotosintesis Pada Daun Hijau
 Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari [[CO2]] diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untukfotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalamfotosintesis.
Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat dilakukan percobaan Ingenhousz.
Pigmen Fotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari.
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain :
1.    Gen : bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki
klorofil.
2.    Cahaya : beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya,
tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
3.    Unsur N, Mg, Fe : merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.
4.    Air : bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.
Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH2O.
CO2 + 2 NADPH2 + O2 ————> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2

Ringkasnya :
Reaksi terang : 2 H2O ——> 2 NADPH2 + O2
Reaksi gelap : CO2 + 2 NADPH2 + O2——>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2
atau
2 H2O + CO2 ——> CH2O + O2
atau
12 H2O + 6 CO2 ——> C6H12O6 + 6 O2
Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).
Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 ——————————> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.
Sintesis Lemak dari Karbohidrat :
Glukosa diurai menjadi piruvat ———> gliserol.
Glukosa diubah ———> gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak.
Gliserol + asam lemak ———> lemak.
Sintesis Lemak dari Protein:
Protein ————————> Asam Amino
protease
Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat
 ———> Asetil Ko-A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak.
Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai “pengatur sintesis protein”. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA..
Hasil akhir dari fotosintesis Oksigen yang sangat di perlukan bagi kehidupan manusia untuk bernafas. Di Indonesia, Oksigen terbesar di hasilkan dari hutan hutan yang masih lestari. Hutan tersebut akan menghasilkan Oksigen yang banyak sebagai salah satu manfaat hutan.
TEORI  PRAGMATISME
NON POSITIFISTIK JOHN DEWEY

Pragmatis Menurut John Dewey (1894-1952)
1.      Sejarah pendidikan John Dewey
John Dewey lahir di Burlington pada tahun 1859. Setelah menyelesaikan studinya di Baltimoro ia menjadi guru besar dibidang filsafat dan kemudian juga dibidang pendidikan pada unuversitas-universitas di Minnesota, Michigan, Chicago (1894-1904), dan akhirnya di Universitas Kolombia (1904-1929).
2.      Teori non posititiftik
Non-positivisme adalah satu cara pandang open mind untuk mendapatkan keunikan informasi serta tidak untuk generalisasi, yang entry pouint pendekatannya berawal dari pemaknaan untuk menghasilkan teori dan bukan mencari pembenaran terhadap suatu teori ataupun menjelaskan suatu teori, dikarenakan kebenaran yang diperoleh ialah pemahaman terhadap teori yang dihasilkan. Untuk ini dalam non positivisme terdapat tiga hal penyikapan, yaitu:
·         Memusatkan perhatian pada interaksi antara actor dengan dunia nyata
·         Actor manusia pelaku ekonomi maupun dunia ekonomi senyatanya perlu dipandang sebagai proses dinamis dan bukan sebagai sturktur yang statis
·         Arti penting yang terkait dengan kemampuan actor pelaku ekonomi untuk menafsirkan kehidupan sosialnya.

3.      Istilah Pragmatisme
Secara umum pragmatisme berarti hanya ide (pemikiran, pendapat, teori) yang dapat di praktikkan dengan benar dan berguna.
4.      Teori pragmatis John Dewey
Ia adalah seorang pragmatis, tetepi ia lebih suka menyebut sistemnya dengan istilah instrumentalisme. Menurut dia, tugas filsafat ialah memberikan garis-garis pengarahan bagi pembuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang kurang praktis, tiada faedahnya. Filsafat harus berpijak pada pengalaman (experience) dan menyelidiki serta mengolah pengalaman itu decara aktif-kritis.
Menurutnya tidak ada sesuatu yang tetap. Tiap-tiap organisme dalam keadaan perjuangan yang berlangsung terus menerus terhadap alam sekitar dan memperkembangkan alat (instrumen) yang memberikan bantuan dalam perjuangan tersebut. Pikiran ini berkembang sebagai alat untuk mengadakan eksperimen terhadap alam sekitar ketika organisme yang bernama manusia berusaha untuk menguasai dan memberi bentuk pada alam sekitar itu unuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu kecerdasan adalah suatu yang bersifat kreatif dan pengalaman merupakan unsur terpokok dalam segala pengetahuan.
Bagi john dewey, yang penting bukan benar tidaknya pengetahuan melainkan sejauh mana kita bisa memecahkan masalah-masalah yang mencul di dalam masyarakat manusia dan dalam kenyataan hidup. Selanjutnya ia berpendapat bahwa yang menjadi ukuran adalah kegunaan untuk umum. Daya pikir dan daya tahu merupakan darana. Bukan konsep-konsep sendiri yang benar, tetapi ide-ide yang beru menjadi benar dalam rangka proses penggunaan oleh manusia. Pengetahuan itu bersifat dinamis,karena harus sesuai dengan peristiwa-peristiwa silih berganti dan yang memantulkan hakekat dunia ini.
Dengan kata lain filsafat eksperimenmentalis atau instrumentalis John Dewey menekankan pada pentingnya pengalaman itu secara aktif-kritis. Sehingga dengan demikian filsafat akan bisa menyusun sistem norma-norma dan nilai-nilai. Instrumentalisme adalah suatu usaha penyusunan suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan, penyimpanan-penyimpanan dalam bentuka yang bermacam-macam, dengan cara : pertama menyelidiki bagaimana pikiran berfungsi dalam penentuan-penentuan yang berdasarkan pada pengalaman, yang mengenai konsekuensi-konsekuensi di masa depan.
 Dalam hal ini maka yang benar adalah apa yang pada akhirnya disetujui oleh setiap orang yang menyelidikinya. Kebenaran sama sekali bukan hal yang sekali di tentukan tidak boleh di ganggu gugat, sebab dalam praktiknya kebenaran memiliki nilai fungsional yang tetap. Segala pernyataan yang kita anggap benar pada dasarnya dapat berubah.
Kadar kebenaran akan tampak dari pengujiannya oleh pengalamn-pengalamn di dalam praktik. Satu-satunya cara yang dapat di percaya untuk mengatur pengalaman dan untuk mengetahui arti yang sebenarnya adalah metode induktif. Metode ini bukan hanya berlaku bagi ilmu pengetahuan fisika, melainkan juga bagi persoalan sosial dan moral.
 Selanjutnya ia berpendapat bahwa setiap orang yang hidup dalam dunia yang belum sesuai penciptaannya. Dari konsepnya ini maka dapat ditemukan tiga aspek instrumentalisme, yaitu : Temporalisme (ada gerak dan kemajuan riil rebetas dalam waktu), Futurisme (dorongan melihat masa depan) dan Meliorisme (dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga manusia).
Atas dasar itu maka dapat dijelaskan bahwa suatu pemikiran dikatakan benar apabila pandangannya berkandaskan pada sikap kreatif, dinamis, pluralis, dan progresif,. Misal, bila dikatakan dengan perihal kehidupan beragama maka seseorang di dalam sikap hidupnya harus selali menunjukkan upaya untuk tetus menyempurnakn peribadatannya.
Sikap finatik buta adalah segalanya dipandang final, bersikap benar sendiri, mementingkan rutinitas dan universitas, sudah pasti tidak menjadi perangai dirinya. Sebalikkan sikap terbuka, setiap dikritisi dan mengkritisi, jujur, dan objektif menjadi potret dirinya. Umpamanya, jika hari ini belum bisa membaca al quran, maka besok berusaha untuk mampu membaca, dan demikian seterusnya. Letak kemanfaatan dari John Dewey adalah bahwa nilai kemanfaatan pada hakekat sudah tersirat di dalam setiap dan perilkunya yang dilandaskan pada filosofi yang dimadsud.
  Cara-cara non-ilmiah (unscientific) membuat manusia tidak meruasa puas sehingga mereka menggunakan cara berpikir deduktif atau induktif. Kemudian orang mulai memadukan cara berpikir deduktif dan induktif, dimana perpaduan ini disebut dengan berpikir reflektif atau lewat eksperimentasi akan menjadi kebenaran jika telah di uji denagan adanya korespondensi fakta dengan ide yang telah di uji dalam praktik. Metode ini antara lain:
1. The Felt Need (adanya suatu kebutuhan)
Seseorang merasakan adanya suatu kebutuhan yang menggoda perasaanya sehingga dia berusaha mengungkapkan kebutuhan tersebut.

2. The Problem (menetapkan masalah)
Dari kebutuhan yang dirasakan pada tahap the felt need diatas, diteruskan dengan merumuskan, menempatkan dan membatasi permasalahan (kebutuhan). Penemuan terhadap kebutuhan dan masalah boleh dikatakan parameter yang sangat penting dan menentukan kualitas penelitian. Studi literatur, diskusi, dan pembimbingan dilakukan sebenarnya untuk men-define kebutuhan dan masalah yang akan diteliti.

3. The Hypothesis (menyusun hipotesis)
Jawaban atau pemecahan masalah sementara yang masih merupakan dugaan yang dihasilkan misalnya dari pengalaman, teori dan hukum yang ada.

4. Collection of Data as Avidance (merekam data untuk pembuktian)
Membuktikan hipotesis dengan eksperimen, pengujian dan merekam data di lapangan. Data-data dihubungkan satu dengan yang lain untuk ditemukan kaitannya. Proses ini disebut dengan analisis. Kegiatan analisis dilengkapi dengan kesimpulan yang mendukung atau menolak hipotesis.

5. Concluding Belief (kesimpulan yang diyakini kebenarannya)
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada tahap ke-4, dibuatlah sebuah kesmpulan yang diyakini mengandung kebenaran, khususnya untuk kasus yang diuji.

6. General Value of the Conclusion (memformulasikan kesimpulan umum)
Kesimpulan yang dihasilkan tidak hanya berlaku untuk kasus tertentu, tetapi merupakan kesimpulan (bisa berupa teori, konsep dan metode) yang bisa berlaku secara umum, untuk kasus lain yang memiliki kemiripan-kemiripan tertentu dengan kasus yang telah dibuktikan diatas.